I couldn’t imagine what 25 years old-lady feels in her first quarter century of her life before ….tidak sampai mulai malam ini.
Setelah menghabiskan waktu di luar malam hari mulai dari belanja di Lotte Mart sampai keliling di Pasar Namdaemun yang nyaris semua pedagang kaki limanya tutup demi mencari celana jin gaul untuk Sonang yang gagal terbeli di Lotte Mart (yang ada malah beli jamur, minyak goreng, gula, ikan, dan syampo…haha).
Karena bertekad akan pulang jalan kaki karena uang di T-Money (nasib mahasiswa beasiswa, uang 1000 won aja diitung…hehe) sudah terpakai untuk ongkos subway dari Seoul Station ke Pasar Namdaemun. Namun cuaca musim semi malam ini sedang tidak bersahabat, ditambah lagi badan yang sedang tidak fit. Tiba-tiba hujan turun dan otomatis kami panggil taksi. Seperti biasa, modal bahasa Korea ala kadarnya dan alamat goshiwon sampailah kami ada tujuan setelah mampir sebentar ke 711.\
Sampai di goshiwon aku iseng membuka aplikasi instagram and what I found was very surprising…
My sister made these photos and uploaded them….I just could not say anything except my heart said “I wanna be home now….”
Sebenarnya malam itu dingin dengan hembusan angin dingin yang menerpa kulit tanganku yang tanpa jaket, akan tetapi entah kenapa aku lebih suka menghabiskan malam 16 Mei mengobrol ngalor-ngidul dengan Sonang dan Guhya di roof goshiwon kami. Tentu saja juga menemani mereka merokok asyik. Berusaha tak menghiraukan batin yang entah kenapa serasa kosong.
Setengah jam sebelum hari berganti teman-teman goshiwon datang. Ki San, Hasan, Towqeer, Abas, mbak Ade. Tepat jam 12 malam dan lampu tower Namsan mati, Abas setengah berteriak “okay, it’s 12 now…”. At that time they altogether shout “Happy Birthday Ratih…”. Gosh,…..aku setengah kaget dan kata-kata yang meluncur dari mulutku hanya “thank you,…thank you,……”. Dan bergurau “where is my present?..”.
Setelah ngobrol beberapa menit, Guhya dan Sonang turun ke bawah and I really did not have any idea what they did. Dan ketika aku memutuskan untuk berdiri untuk kembali ke kamar, Hasan mencegah dan bilang “where are going? They will buy something for you I guess…”. Oh,….apalagi ini pikirku,”okay Hasan, I just want to take my jacket” I said to him. Setelah memakai jaket aku memutuskan untuk tinggal beberapa menit di kamarku sekalian mengecek koneksi internet yang memang payah beberapa minggu belakangan. Sambil menatap layar hand phone berharap ada telepon atau pesan dari Jakarta.
Dokk,..dokk,…..Tak berapa lama pintu kamarku diketuk oleh Sonang. “ultah kok ndekem di kamar…ayo ke atas!”. “Enggak, cuma ambil jaket aja…” jawabku. Aku pun beranjak dan naik ke roof. Beberapa snack kentang, jus, dan aloe vera sudah ada di tengah-tengah kami. Dan satu cup besar vanilla ice cream. Sonang menyodoriku korek gas yang menyala sebagai pengganti lilin dan sekali lagi I just said “thank you..” and I closed my eyes and wished. “Okay Ratih, before…you have to open the ice cream and feed us one by one…” Sonang said. Hahaha,….and I did it,..Mengingatkanku pada surprise ulang tahunku yang terencana sangat rapi 6 tahun lalu. Damn, I miss my girls!
“Wohoo, look at! She is really happy…” Hasan said.
Tiba-tiba dari kantong jaketku hand phone bergetar. Telepon dari Jakarta yang kutunggu.
“Selamat ulang tahun ya synk..semoga lancer kuliahnya, cepet lulus dan cepet balik ke sini..” amin, ku jawab dalam hati.
“Makasih,..sekarang lagi di mana?” pertanyaan standar yang selalu kutanyakan kalau aku tahu dia menelpon sambil jalan.
“Lagi jalan mau makan ke McD..” kalau biasanya aku akan sedikit kesal karena tahu dia akan mekonsumsi junk food (lagi). Tapi tidak untuk malam ini…..
“Lagi apa sekarang huny?”
“ini lagi dibeliin snack-snack dan makan di roof sama temen-temen…” “mana kadoku?” sambungku.
“hahaha,..besok pagi ya..” Detik itu juga pikiranku melayang dan membayangkan dia sudah ada di depan pintu goshiwonku besok paginya. Kalau pikiranku terjadi, maka itu bakal jadi kado surprise tergila sepanjang sejarah kami. Tapi aku tahu dia dan itu jelas gak mungkin terjadi.
“Oke, hati-hati ya..dah..”
“Dah synk…”
Setelah aku dan teman-teman melanjutkan mengobrol dengan selingan bercanda, Omar dan kemudian mbak Irene pun datang.
“Ratih, do you get a hug when your birthday in your country?” Omar asked me.
“Yes of course”
“Okay, I will give you a hug.” Omar replied.
At that time once more I really thank to God that I am surrounded by such us caring friends like them, family in here. And it makes me no place to complain about my life here in Seoul.
Ketika kembali ke kamar masing-masing dan aku pun juga, I found this right at my room door.
Thank you Kame^^