“Kalau Mau Terus Diingat, Ya Menulis!”

Well, siapa bilang menulis itu mudah. Menulis bagi saya berjuta kali lebih sukar dibanding berkhayal (yaiyalah..).

Maksud saya berkhayal akan menulis apa. Ya begitulah saya, setiap kegiatan apa saja yang akan saya lakukan selalu ada dalam pikiran saya terlebih dahulu. Sampai detail. Bahkan solusi dari setiap permasalahan yang saya hadapi saya selalu pikirkan dahulu. Kalau bisa digambarkan mungkin otak saya semacam ruangan kantor penuh pegawai yang terdiri dari beberapa departemen yang saling berkaitan secara kontinyu dan setiap departemen itu punya beberapa pegawai yang setiap pegawainya memegang satu komputer yang di dalamnya ada beberapa perangkat lunak untuk memecahkan persoalan setiap katanya. Panjang ya? Yah, begitulah.

Dan ketika tulisan yang saya khayalkan sudah jadi dan sempurna namunĀ ketika saya siap menuangkan dalam kata-kata konkrit yang ada malah tidak ada kesinkronan antara otak dan jari-jemari saya. Masalah ya? šŸ˜¦

Saya sungguh sangat iri pada beberapa teman yang mahir dan terbiasa menulis. Tulisan mereka rata-rata panjang, tapi saya tidak pernah malas untuk membacanya dari satu kalimat ke kalimat selanjutnya. Mengalir gitu. Bahkan level yang lebih tinggi pun ada, yaitu ketika membaca emosi juga terbawa, kadang sedih kadang ketawa, bahkan geram sendiri. Kok bisa ya?

Ada satu teman yang pernah menulis, yang kata-katanya kurang lebih begini “Kalau tidak mau hilang disapu waktu dan tidak diingat, maka menulislah”.Ā 

Ada juga beberapa orang yang sudah berumur jauh di atas saya mulai belajar menulis. Mereka mulai sadar bahwa menulis itu penting, di usia mereka. Sukses sudah di tangan, karir mereka juga sudah di atas angin, Tetapi mereka sadar bahwa menulis itu suatu keharusan.

Nah, oleh karena itu mulai sekarang saya akan coba menulis apa saja, di mana saja dan tentang apa saja. Karena punya buku sendiri suatu saat nanti itu sama pentingnya dengan punya gelar profesor di depan nama. Amin

Ā 

22 Mei 2014

Semarang denganĀ guyuran hujan setelah beberapa hari panas